Kularungkan air mata rindu mengarungi samudra sepiku
Terlunta bersentuh liarnya beriak ombak-ombak nyanyain pilu
Hingga air mataku berlabuh di sebuah hati yang kutuju, dan itu hatimu
Hey kaptenku, kamu dimana. . .
Hey, apa yang kamu lakukan. . .
Hey, aku sedang merindumu disni. . .
Hey, kenapa kau tak jawab aku. . .
Kau tak rindu aku. . .
Kau tak hiraukan aku. . .
Mana janjimu. . .
Janji yang kau ucap "Aku akan selalu rindu dan berkirim kabarku dalam keadaan apapun"
Tak ingatkah kamu. . .
Lupakah dengan semua itu. . .
Beringsut aku menarik kain tebal hangat menutupi jemari kaki
Yang mulai membiru dan pucat
Karena lelah berdiri menunggu balasan rindu
Ya Tuhan. . .
Maafkan aku berprasangka seperti itu padanya
Aku rasa,
Aku digelapkan rindu yang semakin kalap karena selalu terbelenggu jarak dan waktu
Aku lalai,
Bahwa dia pernah berkata "Tak hanya jarak dan waktu, tapi komunikasi kita terbatas tembok kesatrianku
Menjebolnya berarti aku menjebol dadaku seakan menyerahkan jantung dan nyaku"
Maafkan aku ksatriaku,
Ini hanya karena aku sangat rindu kamu. . .
2 komentar:
I LIKE
I LIKE
Posting Komentar