Kutatap subuah benda mirip buku bersampul biru mengkilat bertuliskan "Skripsi" dibawah judulnya. Entah seberapa lama aku sudah meninggalkan kebiasaanku menulis, demi sebuah buku biru ini agar aku bisa lulus tepat waktu dengan jubah hitam yang disebut toga berdiri diatas podium bersama para dekan dan rektor kampusku. Ternyata waktu sangat cepat berlalu. Hingga aku telah lupa bahwa terlalu banyak yang kutunggu selain hanya selesainya buku biru ini. Ah... mungkin satu hal yang masi aku ingat selalu. Menantikan saat aku bisa berkunjung ketempatmu ataupun sebaliknya, Kamu yang mengunjungiku. Tersadarkan dengan suara lembut getaran.... drrrttt.. ddrrttt... drrrttt....
"Selamat atas kelulusannya sayang... Semoga perjuangan selanjutnya berjalan lancar. Aku berjuang untuk PRASPA 2015 dan kamu berjuang dengan gelarmu berikutnya. Jangan lupa, kirim foto tercantikmu saat wisuda"
Apa yang arus aku katakan, sebuah pesan singkat yang manis mengejutkan malam mingguku menjelang minggu kelulusanku. Kupeluk jaket cokelat bertulis taruna dan namamu. Berarap dapat sedikit tenang, justru air mataku terus meleleh tanpa bisa dikomando. Hati kecilku menggumam "Ya Tuhan... kapan Engkau takdirkan dia hadir disaat aku bahagia? kapan Engkau takdirkan dia disini disetiap aku membutuhkan teman berbagi tawa? Terlalu egois jika aku hanya memintanya hadir dengan signal yang kuat hanya ketika aku bersedih dan membutuhkan teman untuk berbagi. Tuhan... jika ada saatnya Engkau pertemukan aku disetiap pagi dibangun tidurku dan tidurnya... Hadirkan kami disuasana yang selalu bahagia"
Lamunanku buyar dengan sebua suara manis...
ddrrttt.... ddrrrttt.... dddrrrttt.... dddrrrttt....
"Hallo, ijin menghadap ibu komandan... Saya sedang rindu"
"hihihihiiihhiii.... mulai kan... modus... pelanggaran... ayo guling..."
"Siap ibu komandan...."
"........"
dalam suara tawa yang meledak, air mataku semakin deras mengalir, tangan kananku semakin kuat menggengkan jaket cokelat demi membungkam mulut. berharap dia tak mendengar tangisanku.
Labels
- Cemburu (1)
- Hidupku dalam cerita (3)
- Keraguanku (1)
- LDR-an (4)
- Military Moments (5)
- Rekanita Story (8)
- Sajak Rindu (4)
- Tentang Rekanita (2)
Rabu, 04 Februari 2015
Rabu, 11 Desember 2013
Kapan Komunikasi Ini Membaik. . .???
Kapan semua ini berakhir. . .
Kelelahan menanti berita darimu. . .
Keletihan selalu mengharap layar handphone itu menyala karena 1 panggilan darimu. . .
Kesibukan mencari signal dan provider terbaik untuk berkirimpesan/videocall. . .
Kepenatan dari semua pertengkaran akibat kesalah pahamam karena komunikasi tak baik yang menjadikan kita saling berfikir buruk. . .
Ya. . . aku sama sekali tak menuntutmu untuk selalu menghubungiku. . .
Bahkan tidak kau hubungi mungkin lebih baik. Daripada aku harus menunggu balasan sms yang sangat lama dan sangat singkat. Cukup dengan satu pesan saja aku bahagia. Satu pesan yang lembut dan menandakan kamu baik-baik saja dan masih merindu dengan indahnya. Tak seperti malam itu.
Dy : "?"
Aq : "iya, :) . . . knapa syang?"
Dy : "Kngen. . ."
Aq : " Iya sama. :'( Trus aq harus gmna?"
Dy : "Makan dulu"
Aq : "Iyaa. . . have a nice dinner ya sayang"
Dy : ----------
1 jam kemudian
Aq : "Sayang, belum selesai ya?"
Dy : ----------
30 menit kemudian
Dy : "?"
Aq : "Hey, lgi apa sayang? sibuk ya pasti"
Dy : "Tduran. gtw mw apa"
Aq : "Knp g siap2 buat bsok. Emangnya nggak ada apel ya?"
Dy : "Ada, nnti mlm aja stlh apel"
Aq : "Jangan gtu dong! siapin skrg aja. Jdi nnti tinggal istirahat. Jaga kesehatanmu. Jgn sibuk sampe malem gitu donk"
Dy : -----------
Aq : "Sayang?"
Dy :-----------
Aq : "Yang? sibuk ya?"
Dy :-----------
Aq : "sayang bawa kartu XXX nggak? Aq boleh telfon ya? :("
Dy :-----------
Aq : "sayang disana sulit signal ya?"
Dy :-----------
15 menit kemudian
Dy : "Gbw"
Dy : "Sulit"
Aq : "Owh iya. . . . udah jam apel kah ini?"
Dy : "-----------
Heningnya suara siputih handphone kesayangan aku. . . Sunyi pula hari dan hatiku.
Manakeceriaanmu saat kamu junior dulu?
Mana celoteh cerita serumu saat ditindak atau dihukum pelatih?
Mana tawa semangatmu menggodaku saat aku katakan "AKU RINDU KAMU"
Mana nyanyian serak basah yang menghiburku dibalik tangisan lelahku menata rindu.
Mana rayuan konyolmu . . . Mana. . .Manaaaa??? Mana komunikasi kita yang baik seperti dulu. . .???
Aku rindu itu. . . Aku rindu semuanya. . .
Kelelahan menanti berita darimu. . .
Keletihan selalu mengharap layar handphone itu menyala karena 1 panggilan darimu. . .
Kesibukan mencari signal dan provider terbaik untuk berkirimpesan/videocall. . .
Kepenatan dari semua pertengkaran akibat kesalah pahamam karena komunikasi tak baik yang menjadikan kita saling berfikir buruk. . .
Ya. . . aku sama sekali tak menuntutmu untuk selalu menghubungiku. . .
Bahkan tidak kau hubungi mungkin lebih baik. Daripada aku harus menunggu balasan sms yang sangat lama dan sangat singkat. Cukup dengan satu pesan saja aku bahagia. Satu pesan yang lembut dan menandakan kamu baik-baik saja dan masih merindu dengan indahnya. Tak seperti malam itu.
Dy : "?"
Aq : "iya, :) . . . knapa syang?"
Dy : "Kngen. . ."
Aq : " Iya sama. :'( Trus aq harus gmna?"
Dy : "Makan dulu"
Aq : "Iyaa. . . have a nice dinner ya sayang"
Dy : ----------
1 jam kemudian
Aq : "Sayang, belum selesai ya?"
Dy : ----------
30 menit kemudian
Dy : "?"
Aq : "Hey, lgi apa sayang? sibuk ya pasti"
Dy : "Tduran. gtw mw apa"
Aq : "Knp g siap2 buat bsok. Emangnya nggak ada apel ya?"
Dy : "Ada, nnti mlm aja stlh apel"
Aq : "Jangan gtu dong! siapin skrg aja. Jdi nnti tinggal istirahat. Jaga kesehatanmu. Jgn sibuk sampe malem gitu donk"
Dy : -----------
Aq : "Sayang?"
Dy :-----------
Aq : "Yang? sibuk ya?"
Dy :-----------
Aq : "sayang bawa kartu XXX nggak? Aq boleh telfon ya? :("
Dy :-----------
Aq : "sayang disana sulit signal ya?"
Dy :-----------
15 menit kemudian
Dy : "Gbw"
Dy : "Sulit"
Aq : "Owh iya. . . . udah jam apel kah ini?"
Dy : "-----------
Heningnya suara siputih handphone kesayangan aku. . . Sunyi pula hari dan hatiku.
Manakeceriaanmu saat kamu junior dulu?
Mana celoteh cerita serumu saat ditindak atau dihukum pelatih?
Mana tawa semangatmu menggodaku saat aku katakan "AKU RINDU KAMU"
Mana nyanyian serak basah yang menghiburku dibalik tangisan lelahku menata rindu.
Mana rayuan konyolmu . . . Mana. . .Manaaaa??? Mana komunikasi kita yang baik seperti dulu. . .???
Aku rindu itu. . . Aku rindu semuanya. . .
Categories
Hidupku dalam cerita,
LDR-an,
Rekanita Story
Kamis, 05 Desember 2013
Menunggu cuti akhir tahun
Aku masih bersandar di sudut meja belajar dengan spidol hitam di tangan kanan dan kalender lipat dipahaku. Tampak ku lingkari beberapa tanggal di bulan desember. Kuhitung sisa tanggal menuju hari cutimu. . .
1. . . 2. . . 3. . . 4. . . . . . . . . 16 hari lagi. . . menuju 21 desember yang katanya siyh itu hari cuti taruna akmil tahun ini.
Ku peluk kalender itu dengan penuh hasrat penantian. Teringat akan seperti apa dirimu sekarang, satu semester sudah aku tak melihat sosok tegap dibalik seragam cokelat taruna akmil. Ya, dia abang kesayangan yang selalu sabar menghadapi emosi rinduku setiap saat. Emosi yang bahkan lebih membara dari emosi seorang senior yang menghukum adik tingkatnya. Begitulah aku, rindu yang lama berkarat akan meradang ketika tak digubris. Entah sikap dinginnya akan rinduku ini dia lakukan karena ingin membuatku tersenyum dalam rindu atau karena dia sibuk dengan pendidikan yang super ketat itu.
Sebuah hal yang sedikit membuatku jengkel itu, waktu pesiar atau cutimu yang kamu gunakan untuk tidur. hiihihihi. . . terkadang aku lontarkan gurauan yang agak keterlaluan menurutku, seperti ini :
"Hallo, abang dari mana aja siyh? BBM g di read. . . telfon lama angkatnya"
"Maaf sayang, abang capek semalem begadang. Abang ketiduran"
"Awh, selalu gitu. Abang nggak kangen ya sama aku" dengan nada memelas
"Sayang, abang kangen lah. Kangen banget malah. Kenapa ngomong gitu siyh"
"Abisnya kenapa selalu ditinggal bobo? Masa iya ketiduran lama banget hayo!"
"Iya, maaf ya. abang semaleman begadang bersihin PUDD. Maaf ya"
"Emank deh. . . abang ngebo melulu. . . sebel"
"Kalo abang kebo, sayang kenapa mau sama kebo?"
"Awkhz, tauk awkhz. . . males males"
"iiiiddddiihhh. . . ngambek! mana manyunnya mana? cciiieee. . . cantik deh"
"tuuu kkaaannnn. . . . abang selalu gituuu. . ."
"Abang kenapa? abang ganteng ya. . . "
Meledaklah tawaku dan dia dibalik telepon genngam. . . .!!!
Yah begitulah aku. Cepat emosi dan cepat teredam, mungkin karena memang dia tak bisa sedikitpun membuatku benar-benar larut dalam emosi. Hal-hal seperti ini yang membuatku sabar menunggu dia yang sedikit menyebalkan tapi selalu membuatku rindu.
Kuletakkan spidol dan kuraih smartphone putih kesayanganku. Jari-jariku mulai menari-nari mencari aplikasi note. . . Dan aku mulai menuliskan satu-persatu kegiatan abang yang harus dia lakukan selama cuti akhir tahun ini. . . Sengaja kutuliskan semua apa yang ingin kita lakukan berdua. Tapi pastinya dengan mendahulukan semua kepentingan abang.
Entah hanya aku atau ada juga yang melakukan hal ini selain aku. Yang jelas. . .
"SELAMAT MENUNGGU CUTI AKHIR TAHUN"
1. . . 2. . . 3. . . 4. . . . . . . . . 16 hari lagi. . . menuju 21 desember yang katanya siyh itu hari cuti taruna akmil tahun ini.
Ku peluk kalender itu dengan penuh hasrat penantian. Teringat akan seperti apa dirimu sekarang, satu semester sudah aku tak melihat sosok tegap dibalik seragam cokelat taruna akmil. Ya, dia abang kesayangan yang selalu sabar menghadapi emosi rinduku setiap saat. Emosi yang bahkan lebih membara dari emosi seorang senior yang menghukum adik tingkatnya. Begitulah aku, rindu yang lama berkarat akan meradang ketika tak digubris. Entah sikap dinginnya akan rinduku ini dia lakukan karena ingin membuatku tersenyum dalam rindu atau karena dia sibuk dengan pendidikan yang super ketat itu.
Sebuah hal yang sedikit membuatku jengkel itu, waktu pesiar atau cutimu yang kamu gunakan untuk tidur. hiihihihi. . . terkadang aku lontarkan gurauan yang agak keterlaluan menurutku, seperti ini :
"Hallo, abang dari mana aja siyh? BBM g di read. . . telfon lama angkatnya"
"Maaf sayang, abang capek semalem begadang. Abang ketiduran"
"Awh, selalu gitu. Abang nggak kangen ya sama aku" dengan nada memelas
"Sayang, abang kangen lah. Kangen banget malah. Kenapa ngomong gitu siyh"
"Abisnya kenapa selalu ditinggal bobo? Masa iya ketiduran lama banget hayo!"
"Iya, maaf ya. abang semaleman begadang bersihin PUDD. Maaf ya"
"Emank deh. . . abang ngebo melulu. . . sebel"
"Kalo abang kebo, sayang kenapa mau sama kebo?"
"Awkhz, tauk awkhz. . . males males"
"iiiiddddiihhh. . . ngambek! mana manyunnya mana? cciiieee. . . cantik deh"
"tuuu kkaaannnn. . . . abang selalu gituuu. . ."
"Abang kenapa? abang ganteng ya. . . "
Meledaklah tawaku dan dia dibalik telepon genngam. . . .!!!
Yah begitulah aku. Cepat emosi dan cepat teredam, mungkin karena memang dia tak bisa sedikitpun membuatku benar-benar larut dalam emosi. Hal-hal seperti ini yang membuatku sabar menunggu dia yang sedikit menyebalkan tapi selalu membuatku rindu.
Kuletakkan spidol dan kuraih smartphone putih kesayanganku. Jari-jariku mulai menari-nari mencari aplikasi note. . . Dan aku mulai menuliskan satu-persatu kegiatan abang yang harus dia lakukan selama cuti akhir tahun ini. . . Sengaja kutuliskan semua apa yang ingin kita lakukan berdua. Tapi pastinya dengan mendahulukan semua kepentingan abang.
Entah hanya aku atau ada juga yang melakukan hal ini selain aku. Yang jelas. . .
"SELAMAT MENUNGGU CUTI AKHIR TAHUN"
Categories
Hidupku dalam cerita,
Military Moments,
Rekanita Story
Minggu, 03 November 2013
Wanita sederhana, diantara yang sempurna.
Diantara para taruna . . .
Selalu bersanding seorang rekanita dengan kelebihan mereka masing-masing. Entah itu dari segi fisik, pendidikan ataupun juga status sosial. . .
Dari seluruh yang aku kenal, inilah mereka :
G : dia seorang anak pengusaha yang sedang menempuh pendidikan di Universitas ternama di Bogor. Terfasilitasi lengkap dari orangtua. entah ini anak hobby jalan-jalan. Rasanya tiket pesawat tinggal jabut dari kantong ajaib. hihihii Ini anak cantik,putih,cakap pula, tentunya termasuk jajaran anak pinter lah diliat dari almamater dia.
D : Ini anak polos banget. Tapi ternyata benar-benar anak orang nggak punya. Nggak punya tanggungan hutang, hehehe. Kuliah di salah satu universitas swasta ternama di Kota Malang. Kemana-mana udah pake mobil pribadi dia. Sedikitpun nggak ada gambaran susah di wajahnya. Udah tajir dari kecil kali ya.
H : Cantik, wajah indo, putih, model. Iya. . . pinter siyh nggak seberapa. Tapi secara fisikly daaaaan secara duniawi termasuk cewek beruntung deh. Dan bukan anak orang sederhana. Tapi kalangan atas. Ponakan seorang TNI yang notabenenya juga alumni AKMIL. yaaaah. . . sudah kebayang garis keturunannya para orang berpangkat kali ya.
E : Dia pacar senior abangku, yang dulunya itu senior sempet jadi pacar sahabat aku. :) kandas ditengah jalan karena prinsip berbeda agama. si E purna PASKIBRAKA Nasional entah angkatan tahun berapa. keren kaaaan. . .
Masih banyak siyh ya. . . beberapa diantara mereka itu, dokter, taruni akpol, pramugari, , ,
Semua pada cantik-cantik. . . Dan hidup mereka sepertinya jauh dari kata sederhana. . . iyaaaa. . . mereka rata-rata kalangan menengah atas dan ataaaas baget, , , heuheuheu
Ketika bercermin pada mereka, mungkin aku nggak ada seujungnya kali yaaa. . .
Yang bilang aku cantik, palingan juga abang.
Pintar? nggak juga siyh. . . aku duduk di sebuah univ swasta disebuah kota kecil berkembang.
Sexy putih, seperti layaknya rekanita lain. . .? heuheuheu. . . Nggak lawh ya. Aq montok, berkulit kuning (keturunannya begitu)
Dan aku berasal dari sebuah keluarga sederhana, dengan tulang punggung seorang Ayah berpangkatkan Pembantu Letnan Dua. . .
Aku sempat heran. . . diantara berlian bertaburan,kenapa abang memilihku yang sederhana. . .???
Categories
Rekanita Story,
Tentang Rekanita
Jumat, 18 Oktober 2013
Ketika aku Rindu, Mereka mengejekku
Sebenarnya ingin kusembunyikan sedihku ketika aku rindu. . .
Bukan karena malu. Bukan karena tak ingin mereka tahu. Bukan karena ingin menyimpan ini sendiri. Bukan karena sebuah keinginan untuk tidak membagi kisahku.
Terkadang rindu membuatku murung. Terkadang rindu membuatku tak bersemangat. Terkadang rindu membuatku ingin pergi ketempat dimana dia berada. Yah, tentu dibalik gerbang kokoh tidar itu.
Tak banyak diantara mereka disekitarku mencemoohku, , , entah apa tujuan mereka?! Yawh mungkin untuk menghiburku. . . menghibur yang menurutku itu kelewatan batas. . .
#iwkhz GALAU yaa. . . kangen berat niyh. . . Jablay buuu. . .???
#hey. . . kapan abang pulang. . .??? Sapa suruh pacaran ama bang Toyib. . .
#Ngapain dipikirin. . . dia dsana sibuk lowh!!! nggak mungkin setiap saat GALAU kek kamu gini. . .
#CCiiieee. . . yang lagi karatan nunggu telfon nggak jelas kapan ditelfonnyaa. . .
#Udaaah deh. . . cari selingan ajah. . . emang betah kamunya???
dan bla. . . bla. . . bla. . . bla. . .
Begitulah mereka menanggapi seorang aku yang sedang ditimpa rindu mendalam. . .!!!
Pembicaraan seperti itu tak sepatutnya lah. . . mereka lontarkan padaku. . . pada seorang rekanita yang terus berusaha tegar mendampingi, menjaga hati, menjaga tingkah laku, menjaga cinta, menjaga kepercayaan seorang Taruna yang bertaruh dalam pendidikan kemiliteran. . . Itu sebabnya, aku enggan terlalu menunjukkan rinduku,. . .!!! Mungkin cukup kedua sahabatku dan dy yang tau perasaan rinduku. . .
Sepuluh tingkat lebih dahsyat daripada hanya sekedar rindu, dan rindu bukan nafsu
Ketika aku bercengkerama dengan seorang teman. . .
Sore hari, , , , Cuaca mendung, , , , Sepulang kuliah, , , ,
Temen : Mbak LDR-ers kan ya mbak?
Aku : Iya. . . maaf kenapa?
Temen : gpp siyh mbak. . . ketemunya kapan dong?
Aku : enam bulan sekali, syukur kalo ada long weekend. Mungkin bisa ketemu.
Temen : Ndak kangen banget gitu mbak?
Aku : Pastinya banget lah. . . Apalagi susah komunikasi.
Temen : Waaah. . . Kalo kangen gitu mbak pengennya apa mbak? Pasti berdua'an ya?
Aku : Mungkin
Temen : Jalan-jalan keliling kota yaaaa?
Aku : mungkin juga
Temen : Dinner berdua pasti deh?
Aku : uuuhm, yah mungkin
Temen : Kencan romantis? Liburan romantis?
Aku : menurutmu gimana?
Temen : terakhir niyh mbak, aku tebak ya. Pengen berdua'an tanpa diganggu siapapun ditempat favorit kalian! ya kan? ya kan?
Aku : Tak begitu yang ku inginkan ketika rindu. Tak begitu yang aku mau saat aku menangis tak kuat menahan rindu. Hanya satu yang aku mau, dan itu mendengar suaranya dan dia berkata dia baik-baik saja. atau sekedar memandang wajahnya di layar SKYPE. Kalaupun memang aku bisa bertemu disaat aku benar2 rindu. Itu Anugerah Allah yang paling indah.
Temen : mbak maaf ya. . . mungkin aku tadi becanda keterlaluan.
Aku : awh, sudah biasa kok aku diberi pertanyaan seperti itu.
Dan Aku berlalu tanpa memperhatikan dia sedikitpun. . . Karena aku menahan tangis. Dalam hati aku bertanya "Kenapa semua orang mengartikan rindu itu sebagai sebuah nafsu?"
Jika ada kata lain dari rindu yang lebih suci. . . itulah kata yang benar2 pantas mengartikan ini semua.
Bukan karena malu. Bukan karena tak ingin mereka tahu. Bukan karena ingin menyimpan ini sendiri. Bukan karena sebuah keinginan untuk tidak membagi kisahku.
Terkadang rindu membuatku murung. Terkadang rindu membuatku tak bersemangat. Terkadang rindu membuatku ingin pergi ketempat dimana dia berada. Yah, tentu dibalik gerbang kokoh tidar itu.
Tak banyak diantara mereka disekitarku mencemoohku, , , entah apa tujuan mereka?! Yawh mungkin untuk menghiburku. . . menghibur yang menurutku itu kelewatan batas. . .
#iwkhz GALAU yaa. . . kangen berat niyh. . . Jablay buuu. . .???
#hey. . . kapan abang pulang. . .??? Sapa suruh pacaran ama bang Toyib. . .
#Ngapain dipikirin. . . dia dsana sibuk lowh!!! nggak mungkin setiap saat GALAU kek kamu gini. . .
#CCiiieee. . . yang lagi karatan nunggu telfon nggak jelas kapan ditelfonnyaa. . .
#Udaaah deh. . . cari selingan ajah. . . emang betah kamunya???
dan bla. . . bla. . . bla. . . bla. . .
Begitulah mereka menanggapi seorang aku yang sedang ditimpa rindu mendalam. . .!!!
Pembicaraan seperti itu tak sepatutnya lah. . . mereka lontarkan padaku. . . pada seorang rekanita yang terus berusaha tegar mendampingi, menjaga hati, menjaga tingkah laku, menjaga cinta, menjaga kepercayaan seorang Taruna yang bertaruh dalam pendidikan kemiliteran. . . Itu sebabnya, aku enggan terlalu menunjukkan rinduku,. . .!!! Mungkin cukup kedua sahabatku dan dy yang tau perasaan rinduku. . .
Sepuluh tingkat lebih dahsyat daripada hanya sekedar rindu, dan rindu bukan nafsu
Ketika aku bercengkerama dengan seorang teman. . .
Sore hari, , , , Cuaca mendung, , , , Sepulang kuliah, , , ,
Temen : Mbak LDR-ers kan ya mbak?
Aku : Iya. . . maaf kenapa?
Temen : gpp siyh mbak. . . ketemunya kapan dong?
Aku : enam bulan sekali, syukur kalo ada long weekend. Mungkin bisa ketemu.
Temen : Ndak kangen banget gitu mbak?
Aku : Pastinya banget lah. . . Apalagi susah komunikasi.
Temen : Waaah. . . Kalo kangen gitu mbak pengennya apa mbak? Pasti berdua'an ya?
Aku : Mungkin
Temen : Jalan-jalan keliling kota yaaaa?
Aku : mungkin juga
Temen : Dinner berdua pasti deh?
Aku : uuuhm, yah mungkin
Temen : Kencan romantis? Liburan romantis?
Aku : menurutmu gimana?
Temen : terakhir niyh mbak, aku tebak ya. Pengen berdua'an tanpa diganggu siapapun ditempat favorit kalian! ya kan? ya kan?
Aku : Tak begitu yang ku inginkan ketika rindu. Tak begitu yang aku mau saat aku menangis tak kuat menahan rindu. Hanya satu yang aku mau, dan itu mendengar suaranya dan dia berkata dia baik-baik saja. atau sekedar memandang wajahnya di layar SKYPE. Kalaupun memang aku bisa bertemu disaat aku benar2 rindu. Itu Anugerah Allah yang paling indah.
Temen : mbak maaf ya. . . mungkin aku tadi becanda keterlaluan.
Aku : awh, sudah biasa kok aku diberi pertanyaan seperti itu.
Dan Aku berlalu tanpa memperhatikan dia sedikitpun. . . Karena aku menahan tangis. Dalam hati aku bertanya "Kenapa semua orang mengartikan rindu itu sebagai sebuah nafsu?"
Jika ada kata lain dari rindu yang lebih suci. . . itulah kata yang benar2 pantas mengartikan ini semua.
Categories
LDR-an,
Rekanita Story,
Sajak Rindu
Jumat, 27 September 2013
Hidupku dalam cerita #part_1 (Aku terbiasa mandiri tanpamu)
Terik panas matahari semakin menyengat di wajah mungil seorang gadis berseragam putih bersih. Tersemat sebuah papan nama bertuliskan "Ajeng Kartika Yudha". Sesekali ia melihat ke sisi seberang jalan, melihat ke arah teman-temannya yang satu persatu mulai beringsut pulang karena jam kuliah telah usai.Hampir seluruh diantara mereka meninggalkan kampus setiap habis jam kuliah, bersama seorang lawan jenis yang anak sekarang katakan itu "pacar".
Ajeng mulai menghela nafas panjang, dan bergumam dalam hati, "awh, andai aku bisa seperti mereka. hampir setiap hari berdua, setiap susah senang selalu bersama."
berfikir sejenak dan terlintas pemikiran lain "Tapi, mereka pasti hampir tak pernah merasakan rindu kronis sepertiku, rindu yang sering mengusikku setiap malam. rindu mendengar suaranya. rindu melihat senyumannya. rindu belaian perhatiannya. rindu . . . rindu. . . dan rindu. . ."
Beberapa menit kemudian muncul Kayla, gadis berambut ikal dan berkulit sawo matang. Selalu tampak rapi dan selalu ingin berpakaian sempurna. Adalah teman setia Ajeng, yang selalu mendengarkan keluh kesah dan bahagianya dengan sabar. Ia juga menjalani hubungan jarak jauh. Karena pacarnya adalah seorang dokter muda yang sedang menyelesaikan tugas pengabdiannya di salah satu rumah sakit ternama di Yogyakarta. Sepertinya kayla, terburu-buru untuk segera kembali ke kampung halaman karena ini adalah akhir pekan. Dengan gayanya yang grusa-grusu, ia mencium pipi kanan dan kiri ajeng dan segera meninggalkan sahabatnya tanpa memberikan kesempatan mengucapkan sepatah katapun. Ajeng tersenyum geli, melihat tingkah sahabatnya itu sambil melambaikan tangan tanda perpisahan.
Kayla mulai menghilang dari penglihatan. Ajeng mengambil posisi duduk didepan perpustakaan kampus, menunggu sahabat ketiganya. Sasa. berbeda dengan kedua sahabatnya Ajeng dan Kayla yang hidup berjauhan terpisah jarak, Sasa hanya terpisah sekat ruang kelas dengan Deni pacarnya yang satu fakultas. Meski sangat jarang mereka tampak berduaan dikampus, tetap saja hal ini kadang membuat iri Ajeng dan kayla. Sasa mencolek pipi Ajeng yang tengah duduk termenung memandangi walpapper tab putih yang dipegangnya, dengan berseru,
"Ciiyyyeee. . . yang lagi kangen sama abang tarunanyaa. . ." sambil mengedipkan mata.
"Apa siyh saaa. . . mau tau aja deeehhh. . .kamu siyh alam banget!!! Katanya pinjem buku aja. Taunya masih kencan sama deni ya" tatpnya sinis pada sasa dan deni.
"ahahahaha, maaf deh. . . maaf. . . jadi kita beli bukunya???" sasa menggelayut manja dipundak ajeng
"Iya, yuk keburu sore. . . Deni ikut???"
"Nggak deh jeng, aku masih harus siapin keperluan buat hiking minggu depan"jawab deni santai
"Yawdah, aku pinjem sasa sehari aja ya. . ." goda ajeng sambil tertawa kecil
Ketiga tersenyum dan berpisah diparkiran. Ajeng, memacu mobil sedan silvernya kearah kota. Sepanjang perjalanan keduanya terdiam. Hanya terdengar suara bising klakson kendaraan dan lagu bruno marz dari sound mobil yang ajeng modifikasi sedemikian rupa. Beberapa saat kemudian sasa memecah keheningan.
"ewh, jeng. . . kalo dipikir-pikir gitu akhir-akhir ini, kamu bawa ni mobil sendiri ya. . . " sasa melontarkan pertanyaan
"iyah sa, satu setengah tahun terakhir. Bawa mobil sendiri, nyelesein masalah sendiri, ngadepin ini itu juga sendiri. . . emank kenapa siyh?? aneh deh kamu"
"Yaaaa, nggak siyh. . . aku nggak tega deh liat kamu. Udah jarang komunikasi sama si abangmu itu. . . apa-apa sendiri. . . emank nggak kesepian ya?"
"Kesepian siyh nggak sa. . . cuma kadang ngerasa kangennya kebangetan. Apalagi tingkat ketiga ini dia mulai sibuk, jarang pesiar. . .! Tapi aku seneng kok ngejalaninnya, aku jadi lebih bisa mandiri. lebih belajar gimana caranya hidup itu yang benar-benar real adalah menjalani tantangannya tanpa merepotkan orang lain"
"Ya, tapi kan nggak gitu juga jeng. . . kamu beda banget deh. Semenjak hatimu digranat sama si calon perwira itu. Kamu jadi lebih dewasa banget deh. . . sumpah"
"aahahaha, emank iya.. . .? gitu ya. . .? amien deh sa. . . semoga aku benar jadi dewasa yang sebenar-benarnya. . . " ajeng tersenyum mendengar pujian sahabtanya itu.
Sejak satu setengah tahun yang lalu. Ajeng memang lebih suka melakukan banyak hal sendiri. Ada seorang yang hadir, saat itu. Yang ajeng suka menyebutnya "Abang". Ia adalah seorang taruna akademi militer, yang saat ini berpangkatkan Sersan Dua Taruna bernama "Hendra Handoyo". Mengajarkan ajeng, untuk selalu menjadi gadis kuat menjalani suka duka hidup jauh dari penjaga hatinya. Ajeng belajar untuk hidup lebih mandiri, hidup dengan tidak terlalu menggantungkan diri pada orang lain yang ia sayangi. Hidup untuk lebih bisa menghargai kebersamaan, karena dengan sendiri semuanya menjadi lebih sulit. Sebuah kalimat yang selalu ajeng ingat selalu yang pernah Hendra sampaikan padanya,
"Sayang, kamu harus tahu. Dibalik seragamku ada sebuah tanggung jawab besarku terhadap bangsa negara, keluargaku dan masa depan kita. Kamu harus kuat disini, Abang harap kamu bisa menghargai semua usaha abang dibalik tembok lemdik. Tak perlu kamu tampil cantik. Tak perlu kamu berusaha sempurna. Taruna hanya akan bahagia melihat pasangannya bisa hidup tegar, kuat dan bisa bersabar menunggu tanpa menghadirkan penghibur lain dihatimu"
Melihat ketegaran dan kekuatan yang Hendra tunjukkan itulah yang membuat Ajeng, ingin menjadi perempuan yang tangguh dengan kemandirian dan kesabaran berlimpah. Demi menjadi pendamping sang calon perwira yang gagah itu.
Ajeng mulai menghela nafas panjang, dan bergumam dalam hati, "awh, andai aku bisa seperti mereka. hampir setiap hari berdua, setiap susah senang selalu bersama."
berfikir sejenak dan terlintas pemikiran lain "Tapi, mereka pasti hampir tak pernah merasakan rindu kronis sepertiku, rindu yang sering mengusikku setiap malam. rindu mendengar suaranya. rindu melihat senyumannya. rindu belaian perhatiannya. rindu . . . rindu. . . dan rindu. . ."
Beberapa menit kemudian muncul Kayla, gadis berambut ikal dan berkulit sawo matang. Selalu tampak rapi dan selalu ingin berpakaian sempurna. Adalah teman setia Ajeng, yang selalu mendengarkan keluh kesah dan bahagianya dengan sabar. Ia juga menjalani hubungan jarak jauh. Karena pacarnya adalah seorang dokter muda yang sedang menyelesaikan tugas pengabdiannya di salah satu rumah sakit ternama di Yogyakarta. Sepertinya kayla, terburu-buru untuk segera kembali ke kampung halaman karena ini adalah akhir pekan. Dengan gayanya yang grusa-grusu, ia mencium pipi kanan dan kiri ajeng dan segera meninggalkan sahabatnya tanpa memberikan kesempatan mengucapkan sepatah katapun. Ajeng tersenyum geli, melihat tingkah sahabatnya itu sambil melambaikan tangan tanda perpisahan.
Kayla mulai menghilang dari penglihatan. Ajeng mengambil posisi duduk didepan perpustakaan kampus, menunggu sahabat ketiganya. Sasa. berbeda dengan kedua sahabatnya Ajeng dan Kayla yang hidup berjauhan terpisah jarak, Sasa hanya terpisah sekat ruang kelas dengan Deni pacarnya yang satu fakultas. Meski sangat jarang mereka tampak berduaan dikampus, tetap saja hal ini kadang membuat iri Ajeng dan kayla. Sasa mencolek pipi Ajeng yang tengah duduk termenung memandangi walpapper tab putih yang dipegangnya, dengan berseru,
"Ciiyyyeee. . . yang lagi kangen sama abang tarunanyaa. . ." sambil mengedipkan mata.
"Apa siyh saaa. . . mau tau aja deeehhh. . .kamu siyh alam banget!!! Katanya pinjem buku aja. Taunya masih kencan sama deni ya" tatpnya sinis pada sasa dan deni.
"ahahahaha, maaf deh. . . maaf. . . jadi kita beli bukunya???" sasa menggelayut manja dipundak ajeng
"Iya, yuk keburu sore. . . Deni ikut???"
"Nggak deh jeng, aku masih harus siapin keperluan buat hiking minggu depan"jawab deni santai
"Yawdah, aku pinjem sasa sehari aja ya. . ." goda ajeng sambil tertawa kecil
Ketiga tersenyum dan berpisah diparkiran. Ajeng, memacu mobil sedan silvernya kearah kota. Sepanjang perjalanan keduanya terdiam. Hanya terdengar suara bising klakson kendaraan dan lagu bruno marz dari sound mobil yang ajeng modifikasi sedemikian rupa. Beberapa saat kemudian sasa memecah keheningan.
"ewh, jeng. . . kalo dipikir-pikir gitu akhir-akhir ini, kamu bawa ni mobil sendiri ya. . . " sasa melontarkan pertanyaan
"iyah sa, satu setengah tahun terakhir. Bawa mobil sendiri, nyelesein masalah sendiri, ngadepin ini itu juga sendiri. . . emank kenapa siyh?? aneh deh kamu"
"Yaaaa, nggak siyh. . . aku nggak tega deh liat kamu. Udah jarang komunikasi sama si abangmu itu. . . apa-apa sendiri. . . emank nggak kesepian ya?"
"Kesepian siyh nggak sa. . . cuma kadang ngerasa kangennya kebangetan. Apalagi tingkat ketiga ini dia mulai sibuk, jarang pesiar. . .! Tapi aku seneng kok ngejalaninnya, aku jadi lebih bisa mandiri. lebih belajar gimana caranya hidup itu yang benar-benar real adalah menjalani tantangannya tanpa merepotkan orang lain"
"Ya, tapi kan nggak gitu juga jeng. . . kamu beda banget deh. Semenjak hatimu digranat sama si calon perwira itu. Kamu jadi lebih dewasa banget deh. . . sumpah"
"aahahaha, emank iya.. . .? gitu ya. . .? amien deh sa. . . semoga aku benar jadi dewasa yang sebenar-benarnya. . . " ajeng tersenyum mendengar pujian sahabtanya itu.
Sejak satu setengah tahun yang lalu. Ajeng memang lebih suka melakukan banyak hal sendiri. Ada seorang yang hadir, saat itu. Yang ajeng suka menyebutnya "Abang". Ia adalah seorang taruna akademi militer, yang saat ini berpangkatkan Sersan Dua Taruna bernama "Hendra Handoyo". Mengajarkan ajeng, untuk selalu menjadi gadis kuat menjalani suka duka hidup jauh dari penjaga hatinya. Ajeng belajar untuk hidup lebih mandiri, hidup dengan tidak terlalu menggantungkan diri pada orang lain yang ia sayangi. Hidup untuk lebih bisa menghargai kebersamaan, karena dengan sendiri semuanya menjadi lebih sulit. Sebuah kalimat yang selalu ajeng ingat selalu yang pernah Hendra sampaikan padanya,
"Sayang, kamu harus tahu. Dibalik seragamku ada sebuah tanggung jawab besarku terhadap bangsa negara, keluargaku dan masa depan kita. Kamu harus kuat disini, Abang harap kamu bisa menghargai semua usaha abang dibalik tembok lemdik. Tak perlu kamu tampil cantik. Tak perlu kamu berusaha sempurna. Taruna hanya akan bahagia melihat pasangannya bisa hidup tegar, kuat dan bisa bersabar menunggu tanpa menghadirkan penghibur lain dihatimu"
Melihat ketegaran dan kekuatan yang Hendra tunjukkan itulah yang membuat Ajeng, ingin menjadi perempuan yang tangguh dengan kemandirian dan kesabaran berlimpah. Demi menjadi pendamping sang calon perwira yang gagah itu.
Categories
Hidupku dalam cerita
Senin, 12 Agustus 2013
Menjemput kepulanganmu. . . #July.On.Story
Dini Hari, Saat makan sahur. . .
03.00 WIB
"Syank, 2 jam lagi ya. . .! Aku smpai. . ."
"Siap!!! Nanti smpai daerah XXXX tlf ya. . . biar g tgg lma"
Setelah Makan Sahur. . .
04.00 WIB
"Syank, shalat subuh giwh. . . ntar telat loh!"
"Iya. . . ini bru wudhu. . ."
Entah kemana ini macan rimbaku. . . .!!! 30 menit sudah berlalu tapi belum ada konfirmasi kedatangan. . .!
terus menunggu sambil menggalkan mukenah yang masih basah dengan air wudhu. Kulihat jam diatas meja belajar, sambil merebahkan badan sejenak. . .
dddrrrtttt. . . . ddddrrrrtttt. . . . ddddrrrtttt. . .
getar hp membangunkanku dari ketidaksengajaan aku tidur "hehe".
"hallo, assalamualaikum. . ." sapaku
"Nda, aq sudah sampai di daerah YYY. hehehe. . . tdi mau kasih kabar lupa, ketiduran siyh"
"Ya, ampun. . . iya iya. . . aku berangkat ya. . . tunggu disana. . ."
Kututup segera hpku. Segera kucuci muka dan sikat gigi. tanpa pikir panjang lagi aku ganti baju tanpa mandi daaaannn yyyaaaahh. . . pastinya aku tebar parfume sebanyak-banyaknya kebadan dan jaketku!
Pamit pada ibu, kupacu mobil hitamku menuju terminal yang dimaksud si abang. Mungkin karena jalanan masih sepi ya -subuh, pagi buta. mana ada yang keluar rumah-.
3 lampu merah sudah terlewati, dan taraaaa. . . . aku sampai di tempat tujuan "terminal bus"
Tapi, tak ada pemandangan taruna berseragam cokelat dengan badan tegap itu. Sekeliling kucoba cari lagi dan lagi. Kuangkat hpku, dan calling. . .
"Syank, kelewat. . . aku diluar terminal. . ."
"Lah trus ini gimana? aku keluar lagi?"
"Iya donk. . . dibawah tenda biru ya sayank . . . "
"owh owh. . . OK OK"
Rempong ya ini pacarku. Kenapa nggak nunggu ditempat penumpang ajah -_-
Kuputar stir dan gas pol keluar terminal. clingak-clinguk dan belum ada tanda-tanda batang hidung si abang.
Baru aku sadar, kalo aku udah nglewatin posisi abang. hehehehe. . . kemana ini mata ya!!!
Berhenti dan aku keluar dari mobil. . .
Tarunaku. . . berjalan dengan tegap. Membawa sebuah koper bertulis "AKADEMI MILITER" dan sebuah tas punggung dengan nomor akademi. Terlihat makin kurus dan tegap. Berseragam PDH dengan topi merah menyala. Ya Tuhan, aku jatuh cinta lagi. Aku menatap ujung kakinya yang selalu bersepatukan mengkilat. Berlanjut hingga ujung kepalanya yang selalu plontos ala militer. Kusambut tangannya dan kucium punggung tangannya sebagai rasa hormatku padanya.
Singkat cerita, kami terus bercanda di dalam mobil. upz, dalam kondisi masih aku yang jadi supir. hehehe, gpp siyh ya. . . sekali-sekali. . . Ini dia yang aku mimpikan. Senyum pertama, dihari pertama bertemu saat cuti. . . Sebab cuti-cuti sebelumnya terasa asing setiap pertama bertmu. Entah mungkin karena terlalu lama menahan rindu ya.
15 menit perjalanan, sampailah dirumah abang. Ibunya membukakan pintu untuk kami, dan dengan sikap abang mencium kedua kaki ibunya dan memeluknya erat-erat. Subhanallah, ini pria yang akan menjadi calon imamku dan imam anak2ku kelak. Ini pria yang mencintaiku dan kucintai. Sempurnalah kamu abang. . . karena sayangmu pada ibumu.
03.00 WIB
"Syank, 2 jam lagi ya. . .! Aku smpai. . ."
"Siap!!! Nanti smpai daerah XXXX tlf ya. . . biar g tgg lma"
Setelah Makan Sahur. . .
04.00 WIB
"Syank, shalat subuh giwh. . . ntar telat loh!"
"Iya. . . ini bru wudhu. . ."
Entah kemana ini macan rimbaku. . . .!!! 30 menit sudah berlalu tapi belum ada konfirmasi kedatangan. . .!
terus menunggu sambil menggalkan mukenah yang masih basah dengan air wudhu. Kulihat jam diatas meja belajar, sambil merebahkan badan sejenak. . .
dddrrrtttt. . . . ddddrrrrtttt. . . . ddddrrrtttt. . .
getar hp membangunkanku dari ketidaksengajaan aku tidur "hehe".
"hallo, assalamualaikum. . ." sapaku
"Nda, aq sudah sampai di daerah YYY. hehehe. . . tdi mau kasih kabar lupa, ketiduran siyh"
"Ya, ampun. . . iya iya. . . aku berangkat ya. . . tunggu disana. . ."
Kututup segera hpku. Segera kucuci muka dan sikat gigi. tanpa pikir panjang lagi aku ganti baju tanpa mandi daaaannn yyyaaaahh. . . pastinya aku tebar parfume sebanyak-banyaknya kebadan dan jaketku!
Pamit pada ibu, kupacu mobil hitamku menuju terminal yang dimaksud si abang. Mungkin karena jalanan masih sepi ya -subuh, pagi buta. mana ada yang keluar rumah-.
3 lampu merah sudah terlewati, dan taraaaa. . . . aku sampai di tempat tujuan "terminal bus"
Tapi, tak ada pemandangan taruna berseragam cokelat dengan badan tegap itu. Sekeliling kucoba cari lagi dan lagi. Kuangkat hpku, dan calling. . .
"Syank, kelewat. . . aku diluar terminal. . ."
"Lah trus ini gimana? aku keluar lagi?"
"Iya donk. . . dibawah tenda biru ya sayank . . . "
"owh owh. . . OK OK"
Rempong ya ini pacarku. Kenapa nggak nunggu ditempat penumpang ajah -_-
Kuputar stir dan gas pol keluar terminal. clingak-clinguk dan belum ada tanda-tanda batang hidung si abang.
Baru aku sadar, kalo aku udah nglewatin posisi abang. hehehehe. . . kemana ini mata ya!!!
Berhenti dan aku keluar dari mobil. . .
Tarunaku. . . berjalan dengan tegap. Membawa sebuah koper bertulis "AKADEMI MILITER" dan sebuah tas punggung dengan nomor akademi. Terlihat makin kurus dan tegap. Berseragam PDH dengan topi merah menyala. Ya Tuhan, aku jatuh cinta lagi. Aku menatap ujung kakinya yang selalu bersepatukan mengkilat. Berlanjut hingga ujung kepalanya yang selalu plontos ala militer. Kusambut tangannya dan kucium punggung tangannya sebagai rasa hormatku padanya.
Singkat cerita, kami terus bercanda di dalam mobil. upz, dalam kondisi masih aku yang jadi supir. hehehe, gpp siyh ya. . . sekali-sekali. . . Ini dia yang aku mimpikan. Senyum pertama, dihari pertama bertemu saat cuti. . . Sebab cuti-cuti sebelumnya terasa asing setiap pertama bertmu. Entah mungkin karena terlalu lama menahan rindu ya.
15 menit perjalanan, sampailah dirumah abang. Ibunya membukakan pintu untuk kami, dan dengan sikap abang mencium kedua kaki ibunya dan memeluknya erat-erat. Subhanallah, ini pria yang akan menjadi calon imamku dan imam anak2ku kelak. Ini pria yang mencintaiku dan kucintai. Sempurnalah kamu abang. . . karena sayangmu pada ibumu.
Categories
Military Moments,
Rekanita Story
Langganan:
Postingan (Atom)