Penat sekali. kupacu suzuki hitamku kemanapun hati inginkan. Kuarahkan stir mobilku kearah pusat kota. Ya ramai sekali rasanya, dan baru kuingat ini malam minggu. Yang anak muda sebut, malamnya orang jatuh cinta.
Dalam hati "awh, buatku malam minggu atau malam apapun sama saja...!!! No date... no candle ligth dinner... no hug... no hold hand..."
Malam ini harusnya kuterima telfon darimu, tapi jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB. Belum ada tanda-tanda kehidupan, smspun belum nampak dilayar. Sabar, kataku dalam hati.
Menunggu sabtu dan minggu, sebuah kesempatan indah untuk sekedar berkirim kabar. Dengan sms, telfon, atau skype. Tidak lebih. Meski maksud hati ingin bertemu, hanya bisa menunggu juli dan akhir tahun. Libur tetap tahunan. Yupz, hanya 2 kali dalam setahun.
Lemas, aku keluar meninggalkan mobil kesayanganku terparkir tepat disebuah toko cokelat. Aroma vanila kuat mengundangku untuk segera masuk dan mencicipi semua barisan spongecake di etalase jernih yang berjajar rapi. Nampan kaca dan penjepit merah jambu mantap kupegang, siap menyerbu setiap mini cake yang ada dihadapanku. Belum sempat memilih satupun, suara serak dan basah menyapaku dari belakang.
"Hey. . . sendiri. . .???"
Menoleh segera, dengan alis kukerutkan. Menunjukkan bahwa aku susah mengingat, siapa yang ada dihadapanku.
"Mas dery. . . hey apa kabar?"
"Baik, kenapa sendiri? Ini kan malam minggu. Katanya sudah punya pacar?"
"Iya mas, masih sibuk mengejar cita-cita dia disana. Mas sendiri. . . kenapa nggak. . ."
"Nggak bersama perempuan? ya,karna masih belum menemukan perempuan sehebat dan secantik dia yang menolak lamaranku karena sudah dimiliki orang lain"
"awh, mas bisa saja. . . mas bisa mendapatkan yang lebih. Mau beli kue juga kah?"
"Iya, biasa lah. Oleh-oleh, kebetulan ada sisa gaji."
"Wah, sejahtera ya sekarang. Aku bayar dulu ya mas. Keburu ditunggu bunda dirumah"
"Owh iya, silahkan. sampai ketemu lagi ya"
"Iya mas, Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Tak kulanjutkan percakapan yang terlihat hangat itu. Mas Henry adalah seorang perwira POLISI yang sempat ingin melamarku, pas sebulan setelah aku menerima cinta abangku. Aku bergegas, membayar semua pesananku dan segera meninggalkan toko beraroma vanila favoritku.
Dalam perjalanan, aku masih berharap. Nama abang muncul dilayar. Namun sudah 4 lampu merah kulewati. Belum ada tanda itu. . .
***
Vanila, cokelat, strawberry. . .
Semua berjajar didepan mata. Memanggil dan melambai seakan mengajak lambungku menari. Tapi sama sekali tak kurasakan manis di mulut. Bahkan rasa pahit, terasa jauh didalam dada. Mengapa bisa begitu...???
Tersadar, ini jam berapa...???
Detak-detak jarum jam menunjukkan, 21.15 WIB. Ternyata malam ini abang tak mendapat jatah pesiar. Ada apa denganmu disana? Abang sakit? Kena hukum? Atau...
Awh sudahlah, masih ada 1 harapan lagi. Hari minggu besok. Semoga tak sama kisahnya seperti malam ini.
Labels
- Cemburu (1)
- Hidupku dalam cerita (3)
- Keraguanku (1)
- LDR-an (4)
- Military Moments (5)
- Rekanita Story (8)
- Sajak Rindu (4)
- Tentang Rekanita (2)
Selasa, 30 April 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar